Masalah Dengan Sistem Operasi Google Chrome Pada Laptop Merah Putih
Chrome dari Google dipilih sebagai sistem operasi untuk pengembangan laptop merah putih untuk siswa oleh pemerintah. Menurut Adi Indrayanto, koordinator tim pengembang laptop Institut Teknologi Bandung (ITB), ada beberapa masalah dengan Chrome yang harus diselesaikan nanti. Terutama terkait dengan jaringan internet.
Menggunakan Chrome untuk menjalankan laptop, menurut dosen Fakultas Teknik Elektro dan Informatika ITB ini, akan memaksa pengguna untuk beradaptasi. “Kami tidak tahu apakah pengguna akan mengeluh,” katanya pada Jumat, 30 Juli 2021, ketika ditanya tentang orang biasa yang menggunakan sistem operasi lain.
Menurut Adi, di negara maju, orientasinya kini berbasis cloud atau penyimpanan data berbasis cloud. Tujuannya agar pengguna perangkat seluler, seperti laptop, tetap terhubung setiap saat. Ia menilai konsep tersebut sudah tidak cocok lagi untuk Indonesia. “Jaringan internet kita masih byarpet ini,” jelasnya.
Sebuah konsorsium perguruan tinggi negeri terlibat dalam mencari solusi untuk masalah ini. Adi mencontohkan keputusan yang diambil tahun lalu untuk menggunakan komputer tablet. Ini mencakup materi pembelajaran yang mirip dengan yang ditemukan di eBook Kindle Amazon. “Kalau produk kita murah cuma Rp 1,5 juta, daerah 3T bisa baca dan belajar,” jelas Adi.
Namun, masih terdapat kendala bagaimana siswa dan guru menyelenggarakan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK), terutama di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) yang akses internetnya terbatas. “Kita harus melakukan penelitian di negara maju karena mereka tidak memiliki situasi seperti itu,” kata dosen kelompok keahlian Elektronika itu.
Di bawah brand Dikti Edu, konsorsium perguruan tinggi antara lain ITB, ITS, dan UGM akan bekerjasama dengan industri teknologi informasi dan komunikasi dalam negeri untuk memproduksi tablet dan laptop Merah Putih. Lampiran X Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2021 tentang Petunjuk Operasional Dana Alokasi Khusus Pendidikan Tahun Anggaran 2021 memuat spesifikasi perangkat untuk peserta didik.
Muhamad Abduh, Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan Institut Teknologi Bandung (ITB), sebelumnya menyatakan laptop untuk siswa SD akan berbeda dengan laptop untuk mahasiswa. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah keadaan area siswa, seperti 3T, yang kekurangan infrastruktur Internet dan bahkan mungkin mengalami pemadaman listrik.
Spesifikasi laptop Merah Putih akan ditentukan kemudian oleh konsorsium perguruan tinggi. “Spesifikasi produk bisa lebih dari satu, tergantung kebutuhan dan inovasi masing-masing tim kampus,” ujarnya, Rabu 27 Juli 2021.
Menurut Adi, laptop yang akan digunakan adalah untuk pemula. Dengan RAM 4 GB dan storage 64 GB yang bisa diekspansi dengan SD Card hingga 128 GB, harganya berkisar Rp 4-5 jutaan. “Ini kecil,” katanya, “tapi bisa mengarah ke komputasi mobile.”